BERANDA

WWW.WINTIM2.COM

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN BERGABUNG

WWW.WINTIM2.COM

Selasa, 21 Desember 2010

LADANG PERMATA


Ada seorang petani di Afrika yang hidup bahagia.
Dia bahagia karena di puas.
Dia puas karena dia bahagia.
Suatu hari datanglah seorang bijak dan bercerita kepadanya tentang keindahan permata.
Orang bijak itu berkata, “ Jika Anda memiliki sebutir permata sebesar ibu jari, Anda dapat memiliki kota sendiri dan Jika Anda memiliki permata sebesar kepalan tangan, Anda mungkin dapat memiliki Negara sendiri. Lalu orang bijak itu pergi.

Malam harinya si petani tidak dapat tidur. Dia merasa tidak bisa bahagia dan belum puas.
Dia tidak bahagia karena merasa belum puas dan belum puas karena merasa tidak bahagia.

Pagi berikutnya dia memutuskan untuk menjual tanah pertaniannya, membekali keluarganya dan mencari permata.
Dia mencari keseluruh afrika dan tidak menemukan apa-apa.
Dia mencari keseluruh eropa juga tidak menemukan apa-apa.
Ketika tiba di spanyol, dia sudah bangkrut baik secara emosi, fisik maupun keuangan.
Karena sangat kecewa, dia bermaksud bunuh diri dan menceburkan diri ke sungai Barcelona.

Di kampung halamanya, orang yang membeli tanah pertaniannya sedang memberi minum onta-ontanya dari aliran sungai yang melintasi tanah pertanian tersebut.
Di seberang aliran sungai, sinar matahari menyinari sebuah batu yang memantulkan cahaya seperti pelangi. Dia membayangkan akan tampak indah jika batu tersebut dipasang di dinding perapiannya. Dia mengambil batu itu dan meletakannya di ruang keluarga.

Sore itu orang bijak itu datang lagi dan melihat batu itu bersinar. Orang bijak bertanya, “ Apakah hafiz sudah kembali ?”
Pemilik baru itu menjawab, “belum, kenapa Anda bertanya demikian ?”
Orang bijak itu menjawab,”karena saya melihat batu itu adalah permata, saya mengenalinya saat saat saya melihatnya”.
Pemilik permata itu berkata, “bukan, ini hanya sejenis batu yang saya ambil dari aliran sungai, mari saya tunjukkan kepada Anda, di sana masih banyak lagi.”
Mereka pergi dan mengambil beberapa contoh untuk dianalisa.
Benar batu-batu itu adala PERMATA.

Mereka baru mengetahui bahwa di tanah pertanian itu dipenuhi berhektar-hektar permata.

Apakah makna cerita ini ?

Jika sikap kita benar, maka kita akan menyadari bahwa kita semua berjalan di atas ladang permata. Peluang selalu ada dibawah pijakan kita. Kita tidak perlu mencari kemana-mana. Satu hal yang diperlukan hanyalah mengenalinya.

Rumput dihalaman lain selalu tampak lebih hijau.

Ketika kita melirik rumput di halaman lain, ada orang lain yang melirik rumput dihalaman kita. Mereka mungkin akan senang bertukar halaman dengan kita.

Ketika orang tidak mengetahui bagaimana mengenali peluang, mereka akan mengeluh bising ketika peluang mengetuk.

Peluang yang sama tidak akan mengetuk dua kali. Pada kali kedua, bisa menjadi lebih baik bahkan lebih buruk, tetapi selalu tidak akan sama.

Tidak ada komentar: